Perhatikan Beberapa Fakta Ini Sebelum Menggunakan Vaksin Demam Berdarah
Demam berdarah merupakan infeksi yang disebabkan oleh sejenis virus yang dinamakan virus dengue. Virus dengue memiliki 4 jenis varian, yaitu serotipe 1, 2, 3, dan 4. Seseorang yang telah terinfeksi salah satu serotipe dengue akan menjadi kebal terhadap serotipe tersebut seumur hidupnya, namun tidak menutup kemungkinan untuk terkena infeksi virus dengue serotipe lainnya. Hal ini melandasi pentingnya imunisasi terhadap penyakit demam berdarah.
Vaksin virus dengue buatan Sanofi Pasteur yang telah mendapat izin edar di Indonesia oleh BPOM adalah Dengfaxia. Vaksin ini menjanjikan perlindungan terhadap empat serotipe virus dengue untuk anak umur 9-16 tahun. Sebelum diedarkan, vaksin demam berdarah ini telah menjalani uji klinis pada populasi orang di Amerika Selatan dan Asia Tenggara. Hasilnya vaksin ini terbukti efektif sebesar 70% untuk populasi di daerah endemis dan hingga 95% efektif untuk mencegah komplikasi yang buruk. Menurut haasil uji klinis, efek samping yang ditimbulkan oleh vaksin demam berdarah relatif ringan, meliputi pusing, sakit kepala, atau demam ringan.
Vaksin yang kini telah diedarkan di Indonesia, Dengfaxia, berisi empat serotipe dengue virus yang telah dilemahkan. Vaksin demam berdarah ini bekerja dengan cara merangsang pertahanan alami tubuh guna menghasilkan antibodi yang akan melawan virus dengue. Bila kekebalan tubuh rendah, infeksi virus dengue menyebabkan demam berdarah dengue.
Cara penggunaan Dengfaxia adalah secara suntikan di bawah kulit (sub kutan) sebanyak 3 kali suntikan 0,5 mL dalam interval 6 bulan. Kontra indikasi pemberian vaksin ini adalah bagi orang yang menderita hipersensitifitas, pasien yang sedang demam, kondisi kekebalan tubuh lemah akibat faktor genetis, atau HIV. Vaksin demam berdarah ini juga sebaiknya tidak digunakan pada masa kehamilan. Pada orang yang baru saja menjalani terapi imunosupresif, tunda pemberian vaksin selama 4 minggu. Perlu juga diketahui bahwa vaksin ini mungkin tidak akan efektif bila digunakan bersamaan dengan obat-obatan yang menekan sistem kekebalan tubuh, misalnya kortikosteroid dan kemoterapi.
Saat ini vaksin demam berdarah belum termasuk ke dalam program vaksinasi nasional, sehingga vaksin harus dibeli secara mandiri. Harganya masih mahal, namun sebanding dengan manfaat perlindungan terhadap virus dengue yang diperoleh. Vaksin ini juga masih perlu penyempurnaan sehingga vaksin bisa menjangau semua umur. Perlu juga dilakukan riset lanjut untuk menentukan apakah seseorang masih memerlukan vaksin ulangan (booster) untuk mempertahankan kadar antibodinya.
by