Konsumsi Daging Meningkatkan Risiko Diabetes
Kebiasaan makan daging berwarna merah dan daging unggas ternyata dapat meingkatkan risiko terkena diabetes. Pernyataan ini disampaikan oleh tim ilmuwan dari Duke-NUS Medical School di Singapura. Diduga kandungan besi yang tinggi dalam daging menyebabkan hal ini. Penelitian ini menjadi dasar bagi penetapan rekomendasi diet guna mengurangi risiko diabetes.
Penelitian ini berasal dari Singapore Chinese Health Study, melibatkan 63.257 orang berumur 45-74 tahun, yang dilakukan antara tahun 1993-1998, dan diamati selama kurang lebih 11 tahun. Penelitian ini menemukan hubungan positif antara asupan daging merah dan unggas dengan risiko terkena diabetes. Asupan ikan ternyata tidak ada kaitannya dengan diabetes. Ditemukan pula bahwa peningkatan risiko diabetes yang berkaitan dengan konsumsi daging merah dan unggas dapat diturunkan dengan menggantinya dengan konsumsi ikan.
Ini merupakan salah satu penelitian terbesar yang dilakukan di Asia tentang konsumsi daging dan risiko diabetes. Hasilnya konsisten dengan penelitian lain yang dilakukan di negara-negara Barat, yang menunjukkan pula adanya hubungan antara konsumsi daging dengan risiko diabetes. Menanggapi hasil penelitian ini, tim ilmuwan menyatakan bahwa konsumsi daging tidak perlu dihilangkan sama sekali, namun perlu dibatasi. Sebagai alternatifnya dapat dipilih ikan dan sayuran/buah.
Referensi:
Talaei, M., Wang, Y.-L., Yuan, J.-M., Pan, A., dan Koh, W.-P., 2017. Meat, Dietary Heme Iron, and Risk of Type 2 Diabetes MellitusThe Singapore Chinese Health Study. American Journal of Epidemiology, 1–10.
by