Kayu Manis Bisa Menangkal Bahaya Makanan Tinggi Lemak
Makanan tinggi lemak dipandang sebagai faktor risiko penyakit kardiovaskular, karena dapat menyebabkan penambahan berat badan, diabetes, dan berbagai masalah medis lainnya. Akan tetapi penelitian terbaru menunjukkan bahwa risiko berkembangnya penyakit ini dapat dikurangi dengan menambah asupan kayu manis ke dalam makanan. Kesimpulan ini diperoleh berdasarkan hasil uji pada tikus percobaan yang diberi makanan tinggi lemak dan diberi suplemen kayu manis selama 12 minggu.
Tim ilmuwan menemukan bahwa tikus percobaan yang diberi makanan tinggi lemak dan diberi suplemen kayu manis ternyata berat badannya tidak bertambah signifikan. Selain itu kelompok tikus percobaan ini memiliki profil gula darah, kolesterol, dan insulin yang lebih sehat dibandingkan kelompok tikus yang diberi makanan tinggi lemak namun tanpa suplemen kayu manis. Hasil penelitian ini dipresentasikan di seminar Arteriosclerosis, Thrombosis and Vascular Biology/Peripheral Vascular Disease 2017 Scientific Sessions yang diselenggarakan oleh American Heart Association baru-baru ini.
Penyakit kardiovaskuler, utamanya terdiri dari penyakit jantung dan stroke merupakan salah satu penyebab kematian terbesar di dunia. Di Amerika Serikat sendiri, penyakit ini membunuh 610.000 orang per tahun. Pola makan yang tidak sehat, banyak mengandung lemak, dapat menyebabkan obesitas, diabetes tipe 2, kolesterol tinggi dan masalah lainnya yang dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit kardiovaskuler.
Kayu manis mengandung senyawa polifenol yang memiliki sifat antiinflamasi dan antioksidan. Senyawa ini diduga dapat menurunkan faktor risiko penyakit kardiovaskuler yang disebabkan karena pola makan tidak sehat. Antioksidan bermanfaat melindungi tubuh terhadap stres oksidatif, yakni kondisi tidakseimbangnya radikal bebas di dalam tubuh. Stres oksidatif ternyata berkaitan dengan terjadinya penyakit kardiovaskuler. Kayu manis menurunkan kadar kolesterol, inflamasi, dan stres oksidatif melalui aktivasi faktor transkripsi (SREBP-1c, LXR-α, NF-κB, Nrf2) dan jalur pertahanan anti oksidatif.
by