Evidence Based Medicine

Gelatin, Zat Utama Pembuat Kapsul

Kita seringkali memakan obat berbentuk kapsul, namun sudahkah kita semua paham tentang bahan penyusun kapsul itu sendiri? Kapsul dibuat dari gelatin, suatu zat padat tidak berasa, tidak berwarna, dan tembus cahaya, yang diperoleh dengan cara hidrolisis parsial kolagen. Kolagen diperoleh dengan metode ekstraksi dari tulang, jaringan penghubung, organ, dan usus halus hewan, antara lain sapi, babi, dan kuda.

Gelatin meleleh bila dipanaskan, namun akan segera menjadi padat lagi apabila didinginkan. Bila bercampur dengan air, gelatin akan membentuk larutan dengan viskositas tinggi yang juga akan menjadi padat (gel) bila mendingin.

Produksi tahunan gelatin mencapai 300 ribu ton per tahun di seluruh dunia, biasanya diperoleh dari kulit babi, dan tulang sapi atau babi. Akan tetapi sekarang tulang ikan sudah mulai digunakan untuk dibuat gelatin berdasarkan pertimbangan keagamaan. Sebagaimana kita pahami, bahan makanan yang berasal dari babi dan hewan yang disembelih tanpa menyebut nama Allah terlebih dahulu adalah haram bagi umat Islam.

Proses pembuatan gelatin secara umum dapat digolongkan menjadi 3 tahap utama, yaitu:

a.Tahap persiapan, yang bertujuan menghilangkan pengotor yang terdapat di bahan baku.

b.Tahap ekstraksi utama, dilakukan dengan bantuan air panas atau larutan asam yang diencerkan.

c.Tahap pemurnian.

Meskipun sebagian besar komponen penyusun gelatin adalah protein, gelatin kurang bernilai gizi dibandingkan sumber protein lainnya. Hal ini karena protein penyusun gelatin adalah berjenis asam amino non esensial (glisin dan prolin), yang dapat diproduksi di dalam tubuh. Sedangkan di sisi lain, gelatin kurang mengandung asam amino esensial (isoleusin, treonin, dan metionin) dan tidak mengandung triptofan, suatu asam amino esensial yang lain.

Ada beberapa kalangan yang menganggap bahwa gelatin baik untuk pertumbuhan kuku dan rambut, namun klaim ini tidak didukung oleh data ilmiah yang mencukupi.

Di seluruh dunia, proses produksi gelatin dikerjakan menurut standar Quality Management System ISO 9001 untuk menjamin kualitas gelatin yang dihasilkan. Khusus gelatin yang digunakan untuk sediaan farmasi, misalnya untuk cangkang kapsul, harus memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh The Food and Drug Administration (FDA) dan Farmakope Eropa. 

Referensi:

Kodjo Boady Djagnya; Zhang Wang; Shiying Xu (2010). “Gelatin: A Valuable Protein for Food and Pharmaceutical Industries: Review”. Critical Reviews in Food Science and Nutrition. Taylor and Francis Online. 41 (6): 481–492.

 

Facebooktwitterredditpinterestlinkedinmailby feather

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *