Cengkeh, Tanaman Asli Indonesia
Cengkeh dikenal dengan nama latin Syzygium aromaticum atau Eugenia aromaticum. Tanaman asli Indonesia ini tergolong ke dalam keluarga tanaman Myrtaceae pada ordo Myrtales. Sampai saat ini, sebagian besar kebutuhan cengkeh dunia (80%) masih dipasok oleh Indonesia, disusul oleh Madagaskar dan Tanzania.
Cengkeh digunakan sebagai bahan campuran rokok kretek, dan juga penyedap masakan. Aroma cengkeh yang khas dihasilkan oleh senyawa eugenol, yang merupakan senyawa utama (72-90%) penyusun minyak atsiri cengkeh. Eugenol memiliki sifat antiseptik dan anestetik (bius).
Selain eugenol, minyak atsiri cengkeh juga mengandung senyawa asetil eugenol, beta-caryophyllene, dan vanilin. Terdapat pula kandungan tanin, asam galotanat, metil salisilat (suatu zat penghilang nyeri), asam krategolat, beragam senyawa flavonoid (yaitu eugenin, kaemferol, rhamnetin, dan eugenitin), berbagai senyawa triterpenoid (yaitu asam oleanolat, stigmasterol, dan kampesterol), serta mengandung berbagai senyawa seskuiterpen.
Minyak atsiri cengkeh dimanfaatkan untuk mengobati rasa nyeri pada gigi. Cengkeh memiliki sifat mampu meningkatkan produksi asam lambung, menggiatkan gerakan peristaltik saluran pencernaan, juga dikatakan sebagai obat cacing alami.
Di dalam pengobatan tradisional Cina, cengkeh (ding xiang), disebutkan memiliki sifat pedas, hangat, aromatik, dan dapat menjaga kehangatan (yang) pada ginjal. Oleh karena sifatnya yang mampu menjaga energi panas tubuh (yang), maka cengkeh hanya boleh digunakan untuk mengobati penyakit-penyakit yang berhubungan dengan kurangnya yang dalam tubuh, seperti impotensi, muntah dan diare akibat dinginnya lambung dan limfa, serta morning sickness (dimana cengkeh digabung dengan ginseng dan tanaman Pogostemon cablin). Secara ilmiah telah dibuktikan bahwa cengkeh mampu menyembuhkan sakit gigi, mengurangi rasa nyeri akibat demam, penolak nyamuk, dan pencegah ejakulasi dini. Cengkeh dapat menurunkan kadar gula darah.
Selain berbagai manfaat yang disebutkan di atas, cengkeh juga memiliki efek samping. Pada saluran pencernaan, cengkeh dapat mengiritasi, dan hendaknya tidak dikomsumsi oleh orang yang menderita maag, dan colitis (radang dinding usus). Bila dikonsumsi berlebihan, cengkeh akan menyebabkan mual, muntah, rasa pusing, diare, dan pendarahan gastrointestinal bagian atas. Pada kasus yang berat dapat terjadi hilangnya kesadaran, halusinasi, bahkan kematian. Jadi gunakan cengkeh sewajarnya saja.
Referensi:
Bisset, N.G. (1994). Herbal drugs and phyotpharmaceuticals, Medpharm. Stuttgart: Scientific Publishers.