Bupropion, Satu-satunya Obat Antidepresan Penurun Berat Badan
Bupropion adalah satu-satunya obat antidepresan yang dikaitkan dengan penurunan berat badan, namun efek ini hanya signifikan dialami oleh orang yang tidak merokok. Temuan ini berdasarkan penelitian yang diterbitkan baru-baru saja di Journal of Clinical Medicine. Hasil penelitian ini diharapkan memberikan wawasan akan peran obat antidepresan ini untuk digunakan sebagai obat lini pertama bagi pasien penderita depresi yang juga mengalami kelebihan berat badan.
Tim peneliti mempelajari hubungan antara pemilihan obat antidepresan dengan perubahan berat badan selama lebih dari 2 tahun. Sampel penelitian diambil dari orang dewasa yang baru mendapatkan terapi antidepresan. Sebuah uji kohort retrospektif dilakukan terhadap pasien yang mendapatkan monoterapi obat antidepresan generasi kedua. Fluoksetin dijadikan sebagai terapi referensi. Obat lain yang ikut dibandingkan meliputi citalopram, bupropion, paroksetin, sertralin, trazodon, mirtazapin, venlafaksin, dan duloksetin.
Tim peneliti kemudian mengatur faktor perancu potensial seperti umur, jenis kelamin, riwayat kecemasan, penyakit bipolar, gangguan tidur, skizofrenia, dan gangguan skizoafektif serta status merokok pada awal mula terapi antidepresan. Bupropion adalah satu-satunya obat yang berkaitan dengan penurunan berat badan yang cukup signifikan dalam tempo 2 tahun bila dibandingkan dengan fluoksetin. Penurunan berat badan ini hanya terjadi pada kelompok orang yang bukan perokok. Penurunan berat badannya adalah 7,1 pon bila dibandingkan dengan fluoksetin (P<0,01).
Akan tetapi hasil ini berbeda dengan pasien yang merokok. Pasien perokok yang menggunakan bupropion malah bertambah berat badannya sebanyak rata-rata 2,1 pon dibandingkan dengan pasien perokok yang menggunakan fluoksetin, walaupun perbedaan ini tidak signifikan (P = 0,12).
Pasien yang menggunakan mirtazapin bertambah berat badannya menjadi rata-rata 11,6 pon dibandingkan dengan mereka yang menggunakan fluoksetin (P=0,12). Hasilnya tidak signifikan secara statistika diduga karena sedikitnya pasien yang menggunakan mirtazapin.
Referensi:
Arterburn, D., Sofer, T., Boudreau, D.M., Bogart, A., Westbrook, E.O., Theis, M.K., dkk., 2016. Long-Term Weight Change after Initiating Second-Generation Antidepressants. Journal of Clinical Medicine, 5: 48.
by