Amankah Madu Untuk Penderita Diabetes?
Penderita penyakit diabetes sering dinasihati untuk mengurangi makanan dan minuman yang mengandung gula karena dapat meningkatkan kadar gula darah. Salah satu alternatif pemanis adalah madu, namun dapatkah madu menggantikan gula untuk penderita diabetes? Kita simak bersama penjelasannya di bawah ini.
Kadar gula darah merupakan jumlah gula yang terdapat di darah. Gula adalah sumber utama energi, yang akan dipecah oleh insulin. Insulin adalah hormon yang diproduksi di pankreas. Penderita diabetes tidak memiliki insulin yang cukup, atau malah memiliki cukup insulin namun tidak mampu menggunakannya dengan maksimal. Karbohidrat akan dipecah menjadi gula, dan menyediakan energi bagi tubuh. Kebutuhan kalori tubuh terutama disokong oleh karbohidrat. Senyawa ini terdapat pada buah-buahan, sayuran, susu, madu, permen, dan lain-lain. Jumlah karbohidrat yang dikonsumsi mempengaruhi kadar gula darah. Guna menjaga kadar gula darah normal, penderita diabetes harus membatasi asupan karbohidrat antara 45-60 gram setiap kali makan.
Madu berasal dari nektar bunga yang dikumpulkan oleh lebah. Nektar secara alami akan menjadi gula sederhana dan disimpan di sarang lebah. Inilah yang disebut madu. Madu juga merupakan sumber karbohidrat. Satu sendok makan madu mengandung 17 gram karbohidrat disamping beberapa vitamin dan mineral. Madu juga mengandung antioksidan.
Sebagai pemanis, madu memiliki perbedaan dengan gula. Satu sendok makan madu mengandung energi sebesar 64 kalori, sedangkan satu sendok makan gula mengandung 49 kalori. Meskipun memiliki kandungan kalori per sendok makan yang lebih tinggi namun madu sangatlah manis, jadi orang biasanya hanya menggunakan antara satu sampai dua sendok makan setiap kali menggunakannya. Alasan mengapa madu lebih manis dibandingkan gula ialah karena madu lebih padat dan berat. Perbedaan lainnya adalah cara tubuh mencernanya. Madu dicerna oleh enzim di dalam tubuh, sedangkan gula tidak.
Indeks glikemik mengukur seberapa banyak karbohidrat meningkatkan kadar gula darah. Indeks glikemik madu adalah 55, yang tergolong rendah. Makanan yang memiliki indeks glikemik rendah hanya sedikit meningkatkan kadar gula darah. Disamping itu madu ternyata memiliki manfaat yang baik bagi penderita diabetes. Sebuah penelitian kecil di Dubai, menyatakan bahwa madu malah dapat meningkatkan kadar insulin. Penelitian lain di King Saud University, Arab Saudi, menyimpulkan bahwa madu dapat menurunkan kadar gula darah puasa, meningkatkan kadar C-peptida puasa, dan meningkatkan kadar C-peptida 2 jam setelah makan.
Madu hendaknya digunakan secara bijak, jangan berlebihan. Sebuah penelitian di Iran meneliti penggunaan madu secara jangka panjang dan menyimpulkan bahwa madu pun dapat meningkatkan kadar gula darah. Namun penelitian ini juga mengungkapkan bahwa penderita diabetes yang mengkonsumsi madu dalam jangka panjang memiliki berat badan dan kadar kolesterol yang lebih rendah. Berbagai manfaat madu lainnya meliputi antioksidan, antibakteri, dan meredakan inflamasi atau peradangan pada tubuh. Dari fakta ini kita bisa mengambil kesimpulan bahwa madu relatif aman untuk digunakan penderita diabetes, asalkan madu yang alami dan digunakan dalam jumlah yang tidak terlalu banyak. Waspada terhadap madu sintetis. Madu sintetis malah berisi banyak gula yang justru berbahaya bagi penderita diabetes.
Referensi:
Al-Waili, N.S. (2004, July 7). Natural honey lowers plasma glucose, c-reactive protein, homocysteine, and blood lipids in healthy, diabetic, and hyperlipidemic subjects: comparison with dextrose and sucrose [Abstract]. Journal of Medicinal Food, 7(1).
Vaillianou, N. G., Gounari, P., Skourtis, A., Panagos, J., & Kazazis, C. (2014, February 3). Honey and its anti-inflammatory, anti-bacterial and anti-oxidant properties [Abstract]. General Medicine (Los Angel), 2(132).
by