Evidence Based Medicine

Waspada Sepsis, Manifestasi Infeksi yang Mengancam Jiwa

Menurut defisini CDC (Centers for Disease Control and Prevention), sepsis merupakan komplikasi yang disebabkan oleh respon tubuh terhadap infeksi. Sepsis dapat membahayakan jiwa karena menyebabkan kerusakan jaringan tubuh, kegagalan fungsi organ, dan kematian. Sepsis sukar untuk didiagnosis karena terjadi dengan cepat dan dapat dikaburkan dengan kondisi penyakit lainnya. Sepsis merupakan kondisi kegawatdaruratan medis, sehingga waktu penanganannya menjadi sangat penting. Ketika sepsis diketahui dengan cepat dan ditangani, nyawa pasien dapat diselamatkan. Tenaga kesehatan berperan penting untuk mencegah, mengenali, dan menangani sepsis.

Peran yang dapat dilakukan tenaga kesehatan dalam hal ini meliputi:

  • Mencegah infeksi: Ikuti petunjuk pengendalian infeksi (misalnya cuci tangan)
  • Edukasi kepada pasien dan keluarga: Tekankan kebutuhan akan pencegahan infeksi, mengelola kondisi kronik, dan segera meminta bantuan ketika terdapat pertanda atau gejala sepsis.
  • Kenali sepsis: Pahami gejala sepsis sehingga dapat ditangani lebih awal.
  • Bertindak cepat: Bila pasien dicurigai terkena sepsis, segera lakukan tes untuk mengetahui infeksi dengan lebih akurat. Segera mulai terapi antibiotika dan terapi lainnya yang sesuai.
  • Menilai ulang managemen pasien: Cek perkembangan pasien secara teratur. Nilai ulang terapi antibiotika dalam jarak 24-48 jam, yakinkan bahwa jenis, dosis, dan durasi antibiotika tepat.

Menurut data CDC, sepsis dimulai di luar rumah sakit pada 80% pasien. Evaluasi CDC menemukan bahwa 7 dari 10 pasien yang mengalami sepsis pernah menggunakan layanan kesehatan atau memiliki kondisi penyakit kronik yang sering memerlukan layanan medis. Sepsis mematikan pasien bila tidak segera dikenali dan ditangani.

Beberapa orang yang mengalami infeksi nampaknya akan berkembang menjadi sepsis. Evaluasi CDC menemukan bahwa 90% orang dewasa dan 70% anak-anak yang mengalami sepsis memiliki kondisi kesehatan yang menempatkan mereka pada risiko tinggi sepsis. Orang yang berumur lebih dari 65 tahun dan bayi berumur kurang dari 1 tahun lebih berisiko terkena sepsis dibandingkan kelompok umur lainnya. Selain itu penderita penyakit kronik (misalnya diabetes) dan orang dengan sistem kekebalan tubuh rendah juga berisiko tinggi untuk terkena sepsis.

Jenis infeksi yang paling sering berkembang menjadi sepsis adalah infeksi paru-paru, saluran kencing, kulit, dan usus. Bakteri penyebab sepsis yang paling sering adalah Staphylococcus aureus, Escherichia coli (E. coli), dan beberapa jenis Streptococcus.

 

Referensi:

CDC, 2016. ‘Think Sepsis. Time Matters.’, Centers for Disease Control and Prevention. URL: http://www.cdc.gov/vitalsigns/sepsis/index.html (diakses tanggal 26/8/2016).

Facebooktwitterredditpinterestlinkedinmailby feather

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *