Virus Zika bisa Menjadi Obat Kanker Otak
Wabah virus Zika yang terjadi baru-baru ini telah menunjukkan fakta bahwa virus ini menyebabkan kerusakan otak pada janin. Kini sebuah penelitian baru yang diterbitkan di The Journal of Experimental Medicine mengungkapkan ternyata virus Zika memiliki manfaat bagi manusia, yaitu untuk membunuh sel kanker otak. Virus Zika akan mentargetkan sel kanker ini dan pada akhirnya membunuhnya.
Glioblastoma adalah sejenis sel kanker yang paling ganas dan umumnya mematikan. Sebagian besar pasien meninggal dalam jangka waktu dua tahun setelah didiagnosis kanker otak. Seperti pada sel normal, pertumbuhan dan perkembangan glioblastoma dipicu oleh sel batang yang melakukan proliferasi dan berkembang menjadi sel tumor. Sel batang glioblastoma sukar untuk dibunuh karena sel ini dapat menghindar dari sistem kekebalan tubuh serta kebal terhadap kemoterapi dan radiasi. Membunuh sel ini merupakan faktor yang penting guna mencegah pertumbuhan sel tumor baru setelah operasi pengangkatan tumor.
Salah satu metode yang digunakan untuk membunuh sel batang kanker adalah dengan cara melibatkan virus yang secara khusus mentargetkan sel kanker. Virus Zika menjadi kandidat virus yang potensial untuk membunuh sel kanker otak karena virus ini diketahui dapat mengganggu perkembangan sel di otak. Efek samping virus pada orang dewasa diduga lebih rendah dibandingkan dengan janin.
Pada penelitian ini, tim ilmuwan menemukan bahwa virus Zika secara khusus menginfeksi dan membunuh sel batang glioblastoma, tidak menginfeksi sel normal. Ketika tikus yang menderita glioma ganas disuntikkan virus Zika, virus ini dapat memperlambat pertumbuhan tumor dan secara signifikan meningkatkan rentang hidup tikus. Obat kemoterapi temozolomide dapat dikombinasikan dengan injeksi virus Zika dan akan membuat hasil terapinya menjadi lebih efektif dengan toksisitas yang dapat diterima pasien.
Penelitian ini adalah penelitian pertama yang menguji strain virus Zika guna menjadi senjata penting dalam bidang neuro-onkologi dan terapi glioblastoma. Namun sebelum dapat digunakan pada manusia, metode ini harus melalui uji pra klinik dan uji klinik, serta pemastian bahwa virus Zika yang disuntikkan tersebut tidak berubah menjadi virulen di dalam tubuh pasien.
Referensi:
Zhu, Z., Gorman, M.J., McKenzie, L.D., Chai, J.N., Hubert, C.G., Prager, B.C., dkk., 2017. Zika virus has oncolytic activity against glioblastoma stem cells. Journal of Experimental Medicine, jem.20171093.
by