Terlalu Lama Bekerja Meningkatkan Risiko Terkena Kelainan Irama Jantung
Seseorang yang bekerja terlalu lama berisiko lebih besar terserang kelainan irama jantung yang disebut fibrilasi atrial. Fakta ini diungkap oleh sebuah penelitian yang melibatkan 85.494 orang, dan diterbitkan di European Heart Journal. Penelitian ini menunjukkan bahwa bila dibandingkan dengan orang yang bekerja dalam waktu yang normal (35-40 jam per minggu), orang yang terlalu lama bekerja (melebihi 55 jam per minggu) lebih rentan 40 % terkena fibrilasi atrial selama 10 tahun ke depan. Fibrilasi atrial merupakan salah satu penyumbang stroke, juga penyakit lainnya seperti gagal jantung dan dementia terkait stroke.
Pada penelitian ini sebanyak 85.494 orang dilibatkan. Tim ilmuwan mengkaji jumlah jam kerja peserta penelitian selama tahun 1991 hingga 2004. Jam kerja dibagi menjadi jam kerja standar (35-40 jam per minggu), kemudian ada pula jam kerja 41-48 jam, 49-54 jam, dan melebihi 55 jam per minggu. Perlu dicatat bahwa para peserta penelitian tidak menderita fibrilasi atrial pada awal masa penelitian.
Selama periode 10 tahun pengamatan, terdapat 1061 kasus baru fibrilasi atrial. Orang yang bekerja dalam jangka waktu yang lebih panjang berisiko 1,4 kali lebih besar terkena fibrilasi atrial. Sembilan dari sepuluh kasus fibrilasi atrial ini terjadi pada orang yang tidak memiliki riwayat penyakit jantung sebelumnya. Hal ini memperjelas pengaruh lama jam kerja terhadap perkembangan gangguan irama jantung.
Referensi:
Bakhtawar K. Mahmoodi, Lucas V. Boersma. Do long working hours predispose to atrial fibrillation? European Heart Journal, 2017
by