Evidence Based Medicine

Terapi Plasma Konvalesen Tidak Efektif pada Kasus Covid-19: Hasil Meta Analisis

Pasien COVID-19 sering diobati dengan plasma konvalesen, yaitu, plasma dari orang yang telah pulih dari infeksi SARS-CoV-2, tetapi bukti klinis manfaat atau bahayanya terbatas. Laporan awal yang menunjukkan bahwa plasma konvalesen dapat ditoleransi dengan risiko efek samping yang rendah menyebabkan Otorisasi Penggunaan Darurat di AS pada Agustus 2020, namun seiring dengan semakin banyaknya data yang kini diperoleh terkait dengan pasien yang telah mendapat terapi ini, masih efektifkah terapi plasma konvalesen untuk digunakan pada pasien Covid-19?

Tubuh memproduksi antibodi sebagai salah satu pertahanannya terhadap infeksi. Antibodi ditemukan di bagian darah yang disebut plasma. Plasma dari orang yang telah pulih dari virus COVID-19 mengandung antibodi COVID-19, dan dapat digunakan untuk membuat plasma konvalesen. Plasma konvalesen adalah cara untuk menginduksi kekebalan pasif secara artifisial dengan mentransfer plasma darah dari pasien yang pernah menderita penyakit ke pasien penerima. Plasma ini kemudian dapat memberikan kekebalan penerima terhadap penyakit karena antibodi yang ada dalam plasma darah.

Banyak penelitian menunjukkan bahwa plasma konvalesen tidak memiliki efek menguntungkan yang signifikan pada pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit. Uji coba RECOVERY adalah uji coba acak besar yang dilakukan di Inggris pada tahun 2020 untuk menguji potensi perawatan COVID-19, termasuk terapi plasma konvalesen. Pada Januari 2021, uji coba RECOVERY menyatakan bahwa mereka tidak menemukan manfaat kematian yang signifikan untuk pasien rawat inap yang diobati dengan plasma. Namun, ada beberapa indikasi bahwa plasma konvalesen dapat digunakan dengan sukses lebih awal, sebelum dirawat di rumah sakit, untuk menghentikan virus, tetapi tidak dapat berbuat banyak di kemudian hari ketika kerusakan telah terjadi sehingga antibodi tidak dapat diperbaiki.

Paling tidak ada 2 meta analisis yang telah dilakukan terkait efektifitas terapi plasma konvalesen untuk pasien Covid-19. Meta analisis pertama, dilakukan oleh Piecotta dkk, 2021, dilakukan terhadap 13 studi (12 RCT, 1 NRSI) dengan 48.509 peserta, di antaranya 41.880 menerima plasma konvalesen menemukan bahwa plasma konvalesen tidak mengurangi semua penyebab kematian hingga hari ke 28 (rasio risiko (RR) 0,98, interval kepercayaan 95% (CI) 0,92 hingga 1,05; 7 RCT, 12.646 peserta; bukti dengan kepastian tinggi). Selain itu, plasma konvalasen juga tidak mengurangi kebutuhan untuk ventilasi mekanis invasif (RR 0,98, 95% CI 0,89 hingga 1,08; 4 RCT, 11.765 peserta; bukti dengan kepastian tinggi). Melihat hasil demikian, tim peneliti menyimpulkan bahwa plasma konvalesen untuk pengobatan individu dengan penyakit sedang sampai berat tidak mengurangi kematian dan memiliki sedikit atau tidak berdampak pada perbaikan klinis pasien.

Meta analisis kedua, dilakukan oleh Janiaud, dkk, 2021, dilakukan terhadap 4 uji klinis acak peer-review yang dipublikasikan termasuk 1060 pasien dengan COVID-19 yang diobati dengan plasma konvalesen vs kontrol, rasio risiko kematian adalah 0,93 dan setelah penambahan 6 uji klinis acak yang tidak dipublikasikan dan 10722 pasien , rasio risiko kematian adalah 1,02; tidak ada temuan yang signifikan secara statistik. Janiaud, dkk menyimpulkan bahwa penggunaan terapi plasma konvalesen tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan manfaat yang ditunjukkan terhadap lama tinggal di rumah sakit, penggunaan ventilasi mekanis, perbaikan klinis, atau perburukan klinis.

Dari beberapa hasil meta analisis tersebut, dapat kita ambil kesimpulan bahwa terapi plasma konvalesen yang kini tengah marak digunakan, tidak efektif untuk pasien Covid-19.

Referensi:

Janiaud, P., Axfors, C., Schmitt, A.M., Gloy, V., Ebrahimi, F., Hepprich, M., Smith, E.R., Haber, N.A., Khanna, N., Moher, D. and Goodman, S.N., 2021. Association of convalescent plasma treatment with clinical outcomes in patients with COVID-19: a systematic review and meta-analysis. Jama325(12), pp.1185-1195.

Piechotta, V., Iannizzi, C., Chai, K.L., Valk, S.J., Kimber, C., Dorando, E., Monsef, I., Wood, E.M., Lamikanra, A.A., Roberts, D.J. and McQuilten, Z., 2021. Convalescent plasma or hyperimmune immunoglobulin for people with COVID‐19: a living systematic review. Cochrane Database of Systematic Reviews, (5).

Facebooktwitterredditpinterestlinkedinmailby feather

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *