Probiotik Mengurangi Inflamasi Ginjal pada Penyakit Lupus
Bakteri baik yang terdapat di yogurt, kefir, dan produk olahan susu lainnya dapat membantu mengurangi peradangan atau inflamasi ginjal pada wanita yang menderita penyakit lupus. Para ilmuwan telah menemukan bahwa dengan menambahkan Lactobacillus dalam diet harian tikus percobaan yang menderita lupus nefritis maka fungsi ginjal akan mengalami perbaikan dan peningkatan peluang hidup, namun hal ini hanya ditemukan pada tikus betina.
Lactobacillus adalah sejenis bakteri baik yang mendiami saluran pencernaan, kemih, dan kelamin. Bakteri baik ini juga terdapat dalam yogurt, kefir dan makanan fermentasi lainnya, juga terdapat dalam supelemen makanan. Meskipun penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk mengkonfirmasi manfaat Lactobacillus terhadap lupus nefritis, namun para ilmuwan percaya bahwa hasil temuan ini mengindikasikan bahwa wanita yang mengalami lupus dan inflamasi ginjal diuntungkan dengan mengkonsumsi probiotik.
Lupus adalah penyakit autoimun yang diperkirakan menjangkiti lebih dari 1,5 juta orang di Amerika Serikat. Walaupun semua orang punya potensi terserang lupus, namun penyakit ini lebih banyak menyerang wanita, yakni sebanyak 90 % kasus lupus. Pada penyakit lupus, sistem imunitas tubuh malah menyerang sel sehat dan juga jaringan lainnya, hal ini menyebabkan nyeri dan pembengkakan pada kulit, persendian, jantung, ginjal, otak, dan bagian tubuh lainnya.
Menurut National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Disease, sebanyak lima dari sepuluh orang penderita lupus akan mengalami kerusakan ginjal, dan sekitar 10-30 % pasien ini akan mengalami gagal ginjal. Lupus nefritis saat ini ditangani dengan obat-obatan yang dapat menekan sistem imunitas, dengan maksud untuk mencegah sistem imunitas menyerang ginjal. Namun obat-obatan ini dapat menyebabkan berbagai efek samping, termasuk meningkatkan risiko infeksi.
Penelitian baru ini menyatakan bahwa Lactobacillus harus diteliti lebih lanjut guna terapi lupus. Pada penelitian sebelumnya, dinyatakan bahwa kadar Lactobacillus berkurang pada usus tikus yang menderita lupus. Hal ini mendorong para ilmuwan untuk membuat hipotesis bahwa dengan meningkatkan kadar Lactobacillus pada usus dapat mengurangi gejala penyakit lupus.
Para ilmuwan menduga bahwa Lactobacillus berperan untuk mencegah bocornya toksin dari usus ke aliran darah. Selain itu Lactobacillus juga menekan faktor pro-inflamasi pada sistem limfatik, yang pada gilirannya akan mengurangi inflamasi. Peran Lactobacillus tidak nyata terlihat pada pria diduga akibat pengaruh hormon testosteron. Kini para ilmuwan tengah menyelidiki apakah ada bakteri jahat yang dapat memperparah kondisi lupus dengan harapan untuk mendapatkan pengobatan lupus yang lebih tepat sasaran.
Referensi:
Mu, Q., Zhang, H., Liao, X., Lin, K., Liu, H., Edwards, M.R., dkk., 2017. Control of lupus nephritis by changes of gut microbiota. Microbiome, 5: 73.
by