Okra, Sayuran Penakluk Diabetes
Diabetes adalah penyakit kejadiannya cukup banyak di dunia. Menurut data Badan Kesehatan Dunia (WHO) penyakit ini menjangkiti 8,5 % orang dewasa di seluruh dunia. Diperkirakan nanti tahun 2030 penyakit diabetes menjadi penyebab kematian nomor tujuh terbanyak. Beberapa faktor turut berperan untuk meningkatkan risiko seseorang terkena diabetes, termasuk di antaranya adalah riwayat keluarga pengidap diabetes dan gaya hidup. Perubahan gaya hidup yang direkomendasikan adalah perubahan diet dan olah raga guna menurunkan kada gula darah.
Okra (Abelmoschus esculentus) adalah tanaman sejenis sayuran yang sejak lama telah ditanam masyarakat Mesir Kuno 2000 tahun SM. Tanaman ini dapat membantu menurunkan kadar gula darah pada penderita diabetes. Beberapa penelitian mengenai okra masih dalam tahapan awal, namun hasilnya cukup menggembirakan. Tanaman yang masih satu famili dengan coklat dan kapas ini tumbuh baik pada iklim sedang, memiliki bunga yang mirip dengan bunga hibiscus.
Rasa okra adalah sedang, dan seluruh buahnya dapat dimakan. Tanaman yang bisa dimasak sebagai sayuran ini memiliki reputasi yang baik dalam bidang pengobatan tradisional, yaitu sebagai pereda nyeri, pelembab kulit, dan obat masalah saluran kencing. Kandungan okra adalah 90 % air, 2 % protein, 7 % karbohidrat, dan lemak dalam jumlah sedikit. Selain itu juga terdapat kandungan serat, vitamin C, vitamin K, thiamin, folat, dan magnesium.
Pada tahun 2005 sebuah penelitian yang diterbitkan di jurnal Planta Medica meneliti efek okra terhadap tikus yang menderita diabetes. Sebuah senyawa yang bernama myricetin terdapat di okra, juga ada di anggur merah dan teh. Para ilmuwan mengisolasi senyawa ini dari okra kemudian memberikannya pada tikus. Ditemukan bahwa myricetin pada okra meningkatkan penyerapan gula pada otot tikus sehingga menurunkan kadar gula di plasmanya. Senyawa myricetin juga diduga menurunkan kadar gula darah dan faktor risiko lain diabetes, menurut artikel yang diterbitkan di jurnal Food Science and Human Wellness tahun 2012.
Manfaat okra sebagai tanaman penakluk diabetes juga dibuktikan melalui sebuah penelitian tahun 2011 yang diterbitkan di jurnal ISRN Pharmaceutics yang menemukan kaitan antara okra dan turunnya kadar gula darah setelah makan. Pada penelitian ini para ilmuwan memberi makan gula cair kepada tikus percobaan. Selain itu mereka juga memberikan okra kepada tikus. Hasilnya tikus yang diberi okra mengalami penurunan kadar gula darah setelah makan. Tim ilmuwan menduga bahwa okra menghambat penyerapan gula di usus halus.
Hal yang menarik dari penelitian ini adalah ditemukannya interaksi antara okra dengan obat antidiabetes metformin. Okra nampaknya juga menghambat penyerapan metformin, hal ini berarti okra menurunkan efektivitas metformin, dan oleh karena itu sebaiknya tidak digunakan pada saat bersamaan.
by