Evidence Based Medicine

Membasmi Tumor Otak dengan Bakteri Pencari Tumor

Bakteri strain Salmonella yang biasanya menyebabkan keracunan makanan ternyata dapat membantu manusia untuk melawan sel tumor otak. Temuan mengejutkan ini disampaikan oleh tim ilmuwan biomedis dari Universitas Duke.

Para ilmuwan berupaya keras untuk menemukan terapi baru untuk menangani glioblastoma, yakni jenis kanker otak yang paling agresif. Penghalang antara darah dan otak, sejenis membran pelindung yang memisahkan antara jaringan otak dengan pembuluh darah, membuat kanker ini sulit untuk dicapai oleh obat-obatan. Prosedur pembedahan juga sulit untuk secara tuntas membuang kanker ini. Walaupun dengan terapi terbaik yang saat ini tersedia, hanya sekitar 10 % pasien bertahan hidup 5 tahun setelah didiagnosis glioblastoma.

Bakteri Salmonella typhimurium yang dimodifikasi secara genetis ternyata mampu mencari sel kanker otak dan menghancurkannya. Hasil percobaan menggunakan model tikus di labortorium menunjukkan bahwa ada perbaikan sebesar 20 % waktu bertahan hidup selama 100 hari, setara dengan 10 tahun pada manusia. Tumor yang ditangani dengan bakteri ini bisa menuju ke fase remisi sempurna. Penelitian ini dicantumkan di jurnal Molecular Therapy—Oncolytics.

Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa keberadaan bakteri akan menyebabkan sistem kekebalan tubuh untuk mengenali dan mulai menyerang sel tumor. Penelitian ini menggunakan strain Salmonella typhimurium yang telah didetoksifikasi. Bakteri ini kekurangan enzim purin dan akan berupaya menemukan sumber purin di dalam tubuh.

Sel tumor merupakan sumber purin yang sempurna, hal ini menyebabkan bakteri akan menuju ke sel kanker. Kemudian bakteri akan menghasilkan senyawa yang dinamakan Azurin dan p53 yang akan mengintruksikan sel untuk menghancurkan dirinya sendiri, namun hanya pada kondisi kadar oksigen rendah. Karena sel kanker membelah dengan sangat cepat, lingkungan sekitar dan di dalam tumor itu sendiri akan kekurangan oksigen. Bakteri ini sudah didetoksifikasi, sehingga tidak akan menimbulkan masalah infeksi. Pada dosis yang digunakan di percobaaan, bakteri akan hilang secara alami ketika mereka sudah membunuh tumor, yang merupakan sumber makanannya.

Referensi:

Nalini Mehta, Johnathan G. Lyon, Ketki Patil, Nassir Mokarram, Christine Kim, Ravi V. Bellamkonda. Bacterial Carriers for Glioblastoma Therapy. Molecular Therapy – Oncolytics, 2016; DOI: 10.1016/j.omto.2016.12.003

Facebooktwitterredditpinterestlinkedinmailby feather

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *