Lebih Mahal dari Emas, Perlukah Masker di Tengah Wabah Virus Corona?
Wabah virus corona (2019-nCoV) yang awalnya terjadi di daerah Wuhan, RRC, membawa fenomena tersendiri yaitu melonjaknya permintaan masker di masyarakat. Beberapa jenis masker malah dijual dengan harga yang sangat mahal, bahkan media di Singapura menyebutkan bahwa harga masker di Indonesia lebih mahal dari harga emas. Tentunya fenomena ini harus disikapi dengan bijak oleh masyarakat, dengan tidak ikut panik membeli masker yang belum tentu bermanfaat pada situasi seperti ini.
Mengapa masker dikatakan tidak cukup bermanfaat? Sebelum kita semua ikut histeris membeli masker dengan harga yang tidak masuk akal itu, ada baiknya kita cermati beberapa jurnal ilmiah yang menyatakan bahwa penyebaran virus corona tidak hanya lewat jalur pernafasan. Para ahli sudah mulai curiga bahwa virus corona bisa juga menyebar lewat mukosa mata. Hal ini berdasarkan pengalaman dari seseorang yang terinfeksi virus corona di Wuhan padahal dia sudah mengenakan masker N95, tanpa pelindung mata. Beberapa hari kemudian dia mulai merasakan gejala kemerahan pada mata dan dinyatakan terinfeksi virus corona.
Droplet dan cairan tubuh lainnya dapat dengan mudah mengkontaminasi epitel konjungtiva pada mata. Selain mata, lapisan mukosa mulut dan hidung juga rawan terinfeksi virus corona. Jadi kesimpulannya adalah, penyebaran virus corona tidak hanya melalui saluran pernafasan namun juga melalui mukosa mata. Masker hanya melindungi dari potensi infeksi virus corona melalui pernafasan, namun tidak melindungi mukosa mata. Bila kita hanya menggunakan masker, belum cukup efektif untuk mencegah infeksi virus ini, seharusnya mata juga diberi pelindung, mungkin berupa google, bukan kaca mata biasa.
Referensi:
Lu, C.W., Liu, X.F. and Jia, Z.F., 2020. 2019-nCoV transmission through the ocular surface must not be ignored. The Lancet.
by