Interaksi Sosial Meningkatkan Efektivitas Kemoterapi
Walaupun kanker masih merupakan penyebab kematian utama di dunia, namun harapan bertahan hidup penderita kanker meningkat pesat dalam beberapa tahun terakhir ini. Sedikit yang diketahui tentang pengaruh interaksi sosial terhadap efektivitas kemoterapi. Atas dasar hal tersebut, tim ilmuwan dari National Genome Research Institute bekerjasama dengan University of Oxford mengadakan penelitian guna memeriksa pengaruh interaksi sosial selama kemoterapi terhadap kemampuan pasien bertahan hidup.
Penelitian yang diterbitkan di jurnal Network Science tersebut mengkaji rekam medis 4.691 pasien kanker yang menjalani kemoterapi. Umur rata-rata pasien adalah 60 tahun, sebanyak 44 % berjenis kelamin pria. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa itngkat bertahan hidup pasien penderita kanker akan meningkat ketika mereka memiliki interaksi yang baik dengan lingkungannya.
Meskipun penelitian ini berjenis observasional dan para ilmuwan tidak dapat menjelaskan kausalitasnya, namun diduga respon manusia terhadap stres memiliki peran dalam hal ini. Akumulasi hormon stres, misalnya adrenalin, mampu menurunkan kemungkinan pasien untuk bertahan hidup. Interaksi sosial diduga mampu mengatasi stres. Menanggapi hasil penelitian ini, tim ilmuwan menekankan pentingnya dukungan sosial bagi pasien yang menjalani kemoterapi.
Referensi:
Lienert, J., Marcum, C.S., Finney, J., Reed-Tsochas, F., dan Koehly, L., 2017. Social influence on 5-year survival in a longitudinal chemotherapy ward co-presence network. Network Science, 1–20.
by