Ingin Terbebas dari Inflamasi Kronis? Minum Vitamin D!
Inflamasi (radang) derajat ringan yang sistematis ditandai dengan pelepasan molekul inflamasi yang berkepanjangan dan terkait dengan berbagai kondisi kesehatan. Vitamin D, yang selama ini dikenal dapat mengatur kadar kalsium, ternyata juga dapat berperan dalam memodulasi respons peradangan tubuh. Sebuah penelitian telah menghubungkan konsentrasi vitamin D dalam darah dengan tingkat protein C-reaktif (CRP), yaitu biomarker inflamasi yang banyak digunakan.
Para peneliti menemukan hubungan langsung antara kadar vitamin D yang rendah dan kadar CRP yang lebih tinggi. Mereka mengatakan bahwa temuan mereka dapat memberikan informasi penting untuk mengidentifikasi orang yang berisiko terkena penyakit radang. Pada penelitian ini, para peneliti memeriksa data dari 294.970 orang, yang meliputi kadar serum 25-hidroksivitamin D- atau 25(OH)D—ukuran standar vitamin D—dan konsentrasi CRP di samping data genetik. Konsentrasi rata-rata 25(OH)D adalah 50 nmol/L, sedangkan 11,7% peserta penelitian memiliki konsentrasi di bawah ambang batas defisiensi 25 nmol/L. Selain itu, peserta juga mengisi kuesioner yang memberikan informasi tentang kesehatan dan gaya hidup mereka.
Setelah menganalisis data, para peneliti menemukan di antara peserta, hanya mereka yang kekurangan vitamin D yang mengalami peningkatan kadar CRP. Mereka juga menemukan bahwa peningkatan kadar vitamin D di antara pasien yang kekurangan dapat membantu mengurangi keparahan peradangan. Para peneliti mencatat bahwa temuan ini mendukung penelitian sebelumnya, yang menunjukkan bahwa mengoreksi kekurangan vitamin D dapat mengurangi peradangan tingkat rendah dan berpotensi mengurangi risiko penyakit terkait peradangan. Para peneliti lebih lanjut mencatat bahwa konsentrasi CRP yang diprediksi secara genetik tampaknya tidak mempengaruhi kadar vitamin D dalam analisis statistik linier dan non-linier.
Dalam makalah tersebut, para peneliti mencatat bahwa vitamin D mungkin juga meningkatkan produksi IL-10, sebuah sitokin anti-inflamasi. Para peneliti menyimpulkan bahwa meningkatkan status vitamin D dalam kisaran defisiensi dapat mengurangi peradangan tingkat rendah sistemik dan berpotensi mengurangi risiko kondisi terkait peradangan.
Referensi:
Ang Zhou, Elina Hyppönen, Vitamin D deficiency and C-reactive protein: a bidirectional Mendelian randomization study, International Journal of Epidemiology, 2022;, dyac087,
by
Apakah Vitamin D memperbaiki sistem imun untuk penderita autoimun dengan diagnosa Lupus?
Benar, Vitamin D dapat menurunkan risiko terjadinya penyakit autoimun. Hal ini disebabkan karena Vitamin D memiliki peran yang penting di dalam pengaturan sistem imun tubuh.