Aspirin Meningkatkan Kemampuan Bertahan Pasien terhadap Kanker
Aspirin dosis rendah yang diberikan setelah menjalani kemoterapi dapat meningkatkan kemampuan bertahan pasien terhadap kanker melebihi 20%. Hal ini dinyatakan oleh analisis yang dilakukan oleh tim peneliti dari Cardiff University’s School of Medicine. Walaupun demikian, penggunaan aspirin secara rutin memiliki risiko meningkatnya pendarahan pasien, sehingga diperlukan suatu analisis yang mempertimbangkan risiko dan manfaat sebelum pasien menggunakan aspirin untuk tujuan ini.
Para peneliti mengambil data dari 47 penelitian yang telah dilakukan sebelumnya mengenai aspirin, kanker payudara, kanker usus besar, serta kanker prostat. Semua partisipan diikuti datanya selama 5 tahun. Beberapa penelitian membandingkan antara aspirn dengan plasebo, sementara penelitian lainnya mengamati penggunaan aspirin pada orang yang menjalani kemoterapi. Waktu mulai penggunaan aspirin bervariasi pada masing-masing penelitian ini.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa aspirin mampu menurunkan kematian akibat kanker dan juga menghambat penyebaran kanker. Namun penelitian lain yang lebih mendalam sangat diperlukan untuk mencari pengaruh jenis kanker dan penanda genetik khusus.
Walaupun penelitian ini menunjukkan bahwa aspirin menurunkan kematian akibat kanker dan menghambat penyebarannya, namun efek samping aspirin berupa meningkatnya potensi pendarahan masih menjadi isu pokok yang harus diperhatikan. Sebelum memutuskan untuk menggunakan aspirin, ada baiknya untuk menimbang risiko dan manfaatnya bagi pasien.
Referensi:
PLOS ONE: Aspirin in the Treatment of Cancer: Reductions in Metastatic Spread and in Mortality: A Systematic Review and Meta-Analyses of Published Studies.